Rabu, 29 April 2015

Restoran-Restoran Terunik di Paris


Nikmatnya hidangan, keramahtamahan, dan sambutan nan apik menjadi daya pikat restoran-restoran Perancis bagi banyak orang asing. Namun tidak ada takaran ‘keunikan’ atau ‘khayalan’ untuk merasakan pengalaman istimewa di restoran-restoran yang luar biasa. Paris memiliki banyak restoran yang membawa kita ke suasana masa lampau atau tidak lazim… dengan meja-meja privat dan kreatif, petualangan kuliner di tempat terang atau tersembunyi. Suatu jamuan tak terlupakan di Maison de Baccarat yang masyhur… makan malam romantis diiringi para penyanyi opera… makan siang unik ditemani lukisan, patung dan musik secara bersamaan, atau jamuan dalam suatu ruangan yang gelap gulita… Begitu banyak petualangan yang tidak akan membiarkan Anda kelaparan !

‘Keanehan’ menjadi bahan baku baru seni tata boga Perancis ! Demikianlah, banyak pengelola restoran memutuskan untuk memadukan keunikan dan khayalan dalam menawarkan meja-meja inovatif dan di luar kelaziman. Bukankah menggabungkan kesenangan pikiran dan makanan merupakan jaminan terbaik suksesnya acara makan di luar rumah!

Termasyhur di seantero dunia, Maison Baccarat adalah sebuah nama yang melegenda bagai dentingan kristal, yang berlokasi di hotel megah Marie-Laure de Noailles, di arrondissement ke-16 Paris, dan dirancang ulang oleh perancang Philippe Starck menyerupai ruang-ruang tamu Cristal Room yang terkenal, lambang keagungan Perancis. Restoran Cristal Room Baccarat yang berada di lantai pertama itu mengundang pengunjung untuk menikmati hidangan yang dipersiapkan dengan selera tinggi oleh Guy Martin, Chef terkenal dengan reputasi internasional. Dekorasinya luar biasa dengan kemewahan, dekadensi dan trendnya. Gaya Barok chic dengan lampu-lampu kristal gantung… marmer, cermin berpigura emas, kayu, batu bata, panel-panel membentuk kesatuan yang harmonis. Ruang kecil merah muda dengan teras pribadi tampak amat luar biasa. Dan sambutan hangat yang diberikan menarik sekelompok pelanggan anggun yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
Di Paris, restoran Dans le noir ‘menerjunkan’ para pelanggan dalam kegelapan total, sesuai dengan namanya yang artinya ‘dalam kegelapan’. Konsep permainan panca indra ini mengajak pelanggan untuk tidak menggunakan penglihatan dan berfokus pada indra penciuman, perasa, peraba, dan pendengaran. Dalam kegelapan hanya beberapa bunyi dan bisikan saja dapat mengalihkan perhatian para tamu dari mencicip menu kejutan. Disesuaikan dengan musim, hidangan tak lazim yang ditawarkan, disuguhkan oleh para pelayan tuna netra, dan baru diungkapkan kepada pelanggan di akhir acara makan. Dengan lebih dari 150 ribu pengunjung sejak dibuka pada tahun 2004, Dans le noir berhasil menawarkan pengalaman indrawi yang ‘nyeleneh’ di London, Barcelona, dan Saint-Petersbourg.
Saat mendorong pintu restoran Bel Canto, pengunjung dibanjiri nuansa keemasan, warna safran dan api. Di tempat ini, setiap malam sekelompok seniman, penyanyi liris dan pianis, baik yang profesional maupun mahasiswa konservatorium yang mengenakan berkostum panggung, memainkan dua peranan: melayani para tamu dan membawakan nyanyian aria terkenal. Bel Canto sebenarnya merupakan pertemuan antara dua dunia, yakni musik liris dan seni tata boga. Nama para penggubah musik besar seperti Verdi, Puccini, Mozart, Offenbach atau Satie ada dalam program mereka. Para penyanyi secara duo, kuartet atau solo, tampil membawakan cuplikan opera Carmen atau The magic flute, dari meja ke meja, sambil mengulurkan piring hidangan atau menuangkan minuman. Bel Canto pertama membuka pintu-pintunya pada tahun 2000 di atas dermaga di tepian sungai Seine di Hôtel de Ville, kemudian di Neuilly pada tahun 2004, dan di London tahun 2008.
Berada di persimpangan seni rupa, seni tata boga kreatif, minuman anggur eksklusif dan koleksi, restoran ‘1728’ setiap tahunnya menerima 40 ribu pengunjung. Di lokasi berkelas dan luar biasa yang terletak di antara Madeleine dan Elysée ini, sebuah kastil pribadi didirikan pada tahun 1728 oleh Antoine Mazine (ksatria dan arsitek Raja Louis XV), tempat bangsawan Perancis Marquis de La Fayette hidup, dimana seni kuliner bertemu dengan seni lukis, patung dan musik. Orang datang ke sana untuk menikmati suasana yang kaya akan nuansa sejarah, dan juga untuk menikmati karya-karya masa lalu, meubel langka, panel-panel kayu atau koleksi instrumen kuno. Dengan begini pengunjung juga dapat membeli lukisan kanvas dari abad XVIII, sambil menikmati segelas anggur Nuits St Georges 1er cru. Dari segi hidangan, le filet de boeuf façon gravlax, foie gras mariné à l’ancienne atau selai jeruk jahe buatan restoran, dapat merangkum pendekatan terbuka dan kreatif tuan rumah di restoran 1728 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar